Jumat, 26 Februari 2010



Kapal putih vs kapal biru
Tahukah kalian mengapa ada kapal pesiar yang disebut kapal putih dan ada yang disebut kapal biru?
Begini ceritanya. Kapal-kapal pesiar yang ada di muka bumi dan berlayar diatas laut itu telah dirancang sebagai the floating hotel, alias hotel terapung. Fasilitas yang tersedia juga sangatlah lengkap, mulai dari casino, theatre, kolam renang, fitnes centre & SPA, perpustakaan hingga mini golf yard.Bagian kapal biasanya terbagi dalam beberapa tingkat, yakni mulai yang paling atas adalah sky deck, sport deck, lido deck, navigation deck, upper promenade, promenade, lower promenade, dan main deck. Pintu masuk utama atau entrance gate biasanya ada di main deck. Sementara kemudi kapal berada di navigation deck.Keseluruhan tingkat tersebut terlihat dan tersembul dipermukaan laut. Sementara itu masih ada beberapa dek di bawah permukaan laut, dimana sebagian awak kapal tinggal, yakni A deck dan B deck, serta dek untuk mesin-mesin pembangkit tenaga.Untuk kapal pesiar di bawah bendera Holland America Lines (tempat dulu saya bekerja) memiliki warna dominan biru laut, dengan kombinasi warna putih pada bagian atasnya. Sementara itu, kapal pesiar lain rata-rata memiliki warna putih bersih. Itulah sebabnya, kapal pesiar selain kapal HAL disebut kapal putih. Nama-nama terkenal kapal putih antara lain: Carnival Cruise Line, Norwegian Cruise Line, Cunard Line, Royal Caribbean, Windstar Cruises, Seabourn Cruises, dan Princess Cruises.


Awas penipuan!
Akhir-akhir ini sering saya baca beberapa iklan lowongan pekerjaan di atas kapal pesiar dengan iming-iming gaji yang lumayan besar. Iklan-iklan tersebut ternyata banyak yang menyesatkan. Alamat agen pengerahan tenaga kerja dibuat tersamar dan tidak jelas. Bahkan hanya berupa alamat surat, alias PO BOX. Mereka inilah yang sebagian besar dikelompokkan dengan agen-agen gelap untuk kapal putih (istilah untuk kapal-kapal selain kapal Holland America Lines).Banyak sudah kejadian pilu yang menimpa beberapa teman yang begitu berhasrat untuk segera bisa berangkat bekerja di kapal putih ini. Sudah banyak pula uang yang harus mereka transfer ke alamat yang belum jelas di luar negri itu. Hasilnya adalah diminta untuk menunggu dan menunggu. Sesal kemudian tiada berguna. Uang jutaan rupiah melayang sudah. Kalaupun mau menuntut, kemana alamat tuntutan ditujukan? Terbayang sudah jalur birokrasi nan panjang yang harus dilalui sebelum uang yang sudah terlanjur ditransfer bisa kembali. Jangan-jangan ongkos untuk mengurus ganti rugi bisa jauh lebih besar dari nilai uang yang telah terlanjur disetor ke agen kapal putih gelap tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar